Monday, July 8, 2013

Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Generasi Muda

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan bimbingan-Nya makalah Ilmu Budaya Dasar yang bertema “Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Generasi Muda“ ini dapat diselesaikan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Komsi Koranti selaku Dosen Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill).
Saya menyadari makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, demi kesempurnaan pembuatan makalah ini di hari yang akan datang. Saya ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan membalas kebaikannya dengan berkat yang lebih besar. Terima kasih.

Depok, 11 Juni 2013


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Tujuan Penulisan
C.  Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
B.  Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Pendidikan
C.  Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Agama
D. Pengaruh Budaya Terhadap Generasi Muda
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya yang kompleks untuk dapat bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Khususnya remaja, dimana masa ini menjadi masa yang rentan bagi kehidupan manusia.
Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran untuk digunakan sebagai dasar dalam tiap individu dalam bertindak. Selain itu, manusia juga disebut sebagai makhluk budaya. Sehingga dimanapun dia berada atau dalam kelompok atau masyarakat tertentu akan mempunyai kebudayaan yang beragam karena merupakan hasil dari interaksi dan penyesuaian diri dengan lingkungan dan kebutuhannya masing-masing.

B.   Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.

C.   Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini, yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir, berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan interpretasi manusia terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu.
Manusia dapat mengubah dan menciptakan suatu realitas berdasarkan akalnya. Secara universal, perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/raga dan mental/kepribadiannya. Sehingga tidak hanya raga yang berkembang dalam diri manusia namun ia juga berkembang secara emosional dan intelektualnya.


B. Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Pendidikan
Budaya yang di kembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang.suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat  mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkunngan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Usaha untuk menjelaskan prilaku manusia sebagai prilaku budaya dalam kaidah lingkungannya, terlebih lagi persfektif lintas budaya akan menngandung banyak fariabel yang saling berhubungan dalam keseluruhan sistem terbuka. Pendekatan yang saling berguna dengan fsikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkunngan total yang melingkupi satuan budaya yang ada.
Budaya terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Perkembangan zaman akan mendorong terjadinya perubahan diberbagai bidang. Maka dari itu mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok akan mengalami pergeseran hingga perubahan.
Perubahan kebudayaan harus disertai dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku masyarakat yang tampak dari pelaku kebudayan itu sendiri. Jika budaya dan kebudayaan yang berkembang tidak disertai dengan kontrol atau kendali maka kemungkinan yang akan terjadi adalah perilaku yang ditampilkan akan bertolak belakang dengan budaya yang dianut suatu kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kontrol/kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.


C. Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Agama
Kebudayaan tampil sebagai perantara yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada dataran empiriknya atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat. Pengalaman agama yang terdapat di masyarakat tersebut diproses oleh penganutnya dari sumber agama yaitu wahyu melalui penalaran.
Kita misalnya membaca kitab fikih, maka fikih yang merupakan pelaksanaan dari nash Al-Qur’an maupun hadis sudah melibatkan unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian agama menjadi membudaya atau membumi di tengah-tengah masyarakat. Agama yang tampil dalam bentuknya yang demikian itu berkaitan dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat tempat agama itu berkembang. Dengan melalui pemahaman terhadap kebudayaan tersebut seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama.
Manusia misalnya memjumpai kebudayaan berpakaian, bergaul, bermasyarakat, dan sebagainya. Ke dalam produk kebudayaan tersebut unsur agama ikut berintegrasi. Dalam pakaian model jilbab, kebaya atau lainnya dapat dijumpai dalam pengalaman agama. Sebaliknya tanpa adanya unsur budaya, maka agama akan sulit dilihat sosoknya secara jelas.
Hidup beragama tampak pada sika dan cara perwujudan sikap hidup beragama seorang yang menerima sesama yang beragama apapun sebagai sesama hamba Allah. Karena keyakinan seorang bahwa Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang mengasihi setiap manusia dan seluruh umat manusia tanpa diskriminasi berdasarkan kemaha-adilan Tuhan, maka dia pun wajib dan tak punya pilihan lain, selain mengasihi sesamanya tanpa diskriminasi berdasarkan agama, budaya, etnik, profesi, atau kepentingan tertentu yang berbeda.
Atribut-atribut perbedaan yang melekat pada diri seorang tak harus menjadi perisai yang menangkis atau menangkal kasih atau rahmat yang diberikan oleh orang lain kepadanya. Secara hakiki, manusia adalah manusia ciptaan Allah sehingga saling berbeda tidak mengharuskan seorang untuk berlaku tak adil dengan membeda-bedakan seorang dengan dirinya sendiri atau dengan orang lain atau dengan memperlakukan sesama secara diskriminasi karena berbeda agama, suku, atau status dan lain sebagainya.


D.Pengaruh Budaya Terhadap Generasi Muda
Sungguh sangat memprihatinkan kondisi pemuda saat ini, adalah sebuah realita yaitu  mulai menurunnya rasa kecintaan dan rasa keinginan yang dimilki oleh generasi muda  untuk memajukan budaya daerah yang merupakan warisan leluhurnya sendiri. Penyakit dekadensi moral kini menyerang generasi tanpa kendali.
Kondisi seperti ini bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari di mana generasi muda sebagai cikal bakal harapan masa depan, kian akan pudar. Kondisi seperti ini apabia dibiarkan, cepat atau lambat akan berdampak luas dalam kehidupan masa depan baik generasi tua maupun muda. Kurangnya kesadaran untuk memahami budayanya sendiri akan berdampak besar, yakni hilangnya jatidiri. Fenomena ini akan menjadi bahaya laten bagi kita semua.
Pemuda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan, olehnya itu  di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan . Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.
Sesungguhnya, “ Seorang pemuda ibarat matahari yang tengah memancarkan cahaya terang dan cahaya yang paling panas” . Dari ungakapan ini  kita dapat mengatakan, bahwa masa muda  adalah masa kekuatan atau masa keemasan.
Namun saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya peran pemuda dalam menjaga dan  melestarikan budaya daerah masing masing. Di sini bisa kita lihat, bahwa pemuda lebih  suka mengikuti budaya modern yang kebarat-baratan dari pada budaya daerah kita yang lebih beradat dan beradab.
Setidaknya ada beberapa peran pemuda dalam memajukan budaya daerah ,diantaranya :
a.  Memperkuat Akidah
Akidah merupakan pondasi dasar yang harus dimiliki oleh para pemuda untuk meneruskan nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Kuat dan tidaknya pondasi ini juga akan menetukan seberapa kuat character suatu bangsa. Maka dari itu pemuda seharusnya lebih menguatkan jati diri dan kecintaanya pada suatu budaya yang akan mereka warisi nantinya.

b. Meningkatkan Intelektualitas
Intelektualitas menjadi sesuatu yang di anggap penting karena melalui intelektualitas ini para pemuda bisa menyelamatkan memajukan budaya daerah di mana mereka tinggal dan melalui intelektualitas ini akan lahir moral dan etika serta menjunjung tinggi nilai nilai suatu budaya.

c.  Pemuda Sebagai Aset Masa Depan
Sudah selayaknya dan sudah menjadi kewajiban kita para pemuda  untuk terus berusaha dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah nenek moyang kita yang telah ditinggalkan dalam bentuk budaya maupun bentuk bangunan bersejarah.
Sebagai generasi penerus sudah seharusnya jika para pemuda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan daerah. Pemuda sebagai aset penerus eksistensi budaya daerah sudah menjadi kewajiban baginya untuk berusaha dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan daerah yang sebagian sudah hamper punah, sehingga kebudayaan  yang hampir punah itu bisa dibangkitkan lagi.
Kecintaan kita pada budaya dan berusaha membentuk kelompok kelompok pecinta budaya daerah serta bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu berdirinya sarana dan prasarana agar terwujudnya kelestarian budaya daerah tersebut.
Dengan berdirinya kelompok sanggar muda tersebut diharapakan dapat melestarikan budaya daerah yang ada dan menumbuhkan kecintaan serta kesadaran generasi muda akan pentingya untuk melestarikan budaya daerahnya. Sehingga apa yang menjadi tradisi dan khasan suatu daerah akan tetap ada dan kejayaan dimasa lalu menjadi sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan di oleh generasi penerusnya kelak.

d. Kesadaran Melestarikan Budaya
Sesungguhnya, “Melestarikan suatu budaya lebih sulit dari pada membuat budaya yang baru”, demikian ungkapan orang bijak. Tapi itulah kenyataanya saat ini yang terjadi kita lebih sulit mempelajari budaya daerah yang tak lain milik kita sendiri. Disinilah peran penting para pemuda untuk menyelamatkan serta melestarikan budaya daerah yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini.
Sejatinya, kesadaran untuk melestarikan budaya daerah ini idealnya memang harus dimulai dari para pemuda, karena di pundaknyalah ada potensi besar yang perlu mendapat motivasi dari berbagai pihak

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
          Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya daerah. Dalam konteks keberlanjutan budaya apabila pemuda sudah tidak lagi peduli terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut akan mati. Namun jika pemudanya memilki kecintaan dan mau ikut serta dalam melestarikan budaya daerahnya budaya tersebut akan tetap ada disetiap generasi. Pemuda juga harus menjadi actor terdepan dalam memajukan budaya daerah, sehingga budaya asing yang masuk ke daerah  tidak merusak atau mematikan budaya daerah tsb.
Namun disini kita melihat masih lemahnya peran pemuda dalam memajukan budaya daerah khususnya budaya yang sifatnya keagamaan seperti budaya menutup aurat, budaya shalat berjamaah dimasjid, budaya membaca al quran , dll
Pemuda saat ini lebih suka mencontoh budaya orang lain seperti menggunakan pakaian yang kurang bahan, yang melihatkan bagian yang dapat menimbulkan nafsu sahwat yang meresahkan masyarakat yang memandangnya, dan lebih suka ke dikotik atau tempat hiburan dari pada kemasjid sholat berjemaah.

No comments:

Post a Comment